BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dengan
bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat
yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon
dan hidrogen dari jaringan memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri
melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil
buangan dalam bentuk karbon dioksida (CO2) dan air (H2O)
dihilangkan.
Pernapasan
merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam jaringan atau
pernapasan dalam dan di dalam paru-paru atau pernapasan luar. Udara ditarik ke
dalam paru-paru pada waktu menarik napas dan didorong keluar paru-paru pada
waktu mengeluarkan napas. Udara masuk melalui jalan pernapasan (1:
255)
Fungsi
sitem pernapasan adalah mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh
untuk mentranspor karbon dioksida yang di hasilkan sel-sel tubuh kembali ke
atmosfer. Organ-organ respiratorik berfungsi dalam
1.
Produksi bicara,
membantu proses dalam bicara
2.
Keseimbangan
asam basa dalam darah dan jaringan tubuh manusia
3.
Pertahanan tunuh
melawan benda asing, organisme asing yang masuk melalui proses pernapasan ke
dalam tunuh
4.
Mengatur
hormonal tekanan darah dan keseimbangan hormon dalam darah. (2: 75)
B.
Tujuan
1. Mengetahui jenis pernapasan pada manusia
2. Mengetahui frekwensi dan jenis pernapasan manusia
3.
Mengetahui
cara pemeriksaan napas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Pernapasan
Pernapasan
ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau
pernapasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru bernama pernapasan luar.
Udara ditarik ke dalam paru-paru dan waktu menarik napas dan di dorong ke luar
paru-paru pada waktu mengeluarkan napas. (1
: 255)
Fungsi
sistem pernapasan ialah mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh
dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh
kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik berfungsi dalam:
1. Produksi
bicara, membantu dalam proses berbicara
2. Keseimbangan
asam basa dalam darah dan jaringan tubuh manusia
3. Pertahanan
tubuh melawan benda asing, organisme asing yang masuk melalui proses pernapasan
ke dalam tubuh
4. Mengatur
hormonal tekanan darah dan keseimbangan hormon dalam darah
Respirasi melibatkan proses-proses berikut ini:
1. Ventilasi
pulmonar (pernapasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dan saluran
pernapasan dan paru-paru.
2. Respirasi
eksternal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara udara dalam
paru-paru dan kapiler pulmonal.
3. Respirasi
internal, difusi oksigen dan karbon dioksida antara sel darah dan sel jaringan.
4. Respirasi
seluler adalah penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan
pelepasan produk oksidasi CO2 dan air oleh sel-sel tubuh. (2 : 75)
B.
Organ-Organ Pernapasan
1.
Nares anterior
Nares
anterior adalah saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke
dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum ini
dilapisi epithelium bergaris yang bergabung dengan kulit. Lapisan nares
anterior memuat sejumlah kelenjar sebasus yang ditutup buku kasar. Kelenjar itu
bermuara ke dalam rongga hidung.
2.
Rongga hidung
Dilapisi
selaput rendir yang sangat kaya dengan pembuluh darah, bersambung dengan
lapisan faring dan selaput lender semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke
rongga hidung. Sewaktu udara masuk memalui hidung, udara disaring melalui
bulu-bulu yang terdapat di dalam vestibulum. Karena kontak dengan permukaan
lender yang dilaluinya, udara menjadi hangat, dan karena penguapan air dari
permukaan selaput lender, udara menjadi lembab.
3.
Faring
Pipa
berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
esophagus sampai ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang
hidung, di belakang mulut dan di belakang laring.
4.
Laring
Terletak
dibagian terendak faring yang memisahkan dari kolumna vetebrata, berjalan dari
faring sampai ketinggian vetebrata servikalis dan masuk ke dalam trakea di
bawahnya.
5.
Trakea
Trakea
atau batang tenggorok kira-kira Sembilan sentimeter panjangnya. Trakea berjalan
dari laring sampai kira-kira ketinggian vetebrata torakalis kelima dan di
tempat bercabang menjadi dua bronkus. Trakea tersusun dari enam belas sampai
dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama
oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di belakang trakea, selain
itu juga memuat beberapa jaringan otot.
6.
Bronkus
Bronkus
yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vetebrata
torakalis ke lima mempunyai struktur yang serupa dengan trakea dan dilapisi
oleh jenis sel yang sama. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada yang kiri. Sedikit lebih tinggi dari
arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus
atas. Cabang ke dua timbul setelah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut
bronkus lobus bawah. Bronkus lobus tengah ke luar dari bronkus lobus bawah.
7.
Paru-paru
Paru-paru
merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak di
sebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh
darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastimum. (1:
255-260)
C.
Mekanisme Pernapasan
Menurut
tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,
yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan
luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan
darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi
antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk
keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam
rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga
dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam
rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan
dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.
a.
Pernapasan Dada
Pernapasan
dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut.
1.
Fase
inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk.
2.
Fase
ekspirasi. Fase ini merupakan fase
relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti
oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan
luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b.
Pernapasan Perut
Pernapasan
perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot
diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Mekanisme
pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut.
1.
Fase
Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma
berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan
tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
2.
Fase
Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase
berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga
rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar
dari paru-paru. (3: 1-2)
D.
Sistem Pernapasan
Fungsi utama adalah untuk mendapatkan oksigen untuk
digunakan oleh sel-sel tubuh & menghilangkan karbon dioksida yang
memproduksi sel. Termasuk saluran-saluran udara pernapasan yang menuju ke
(& keluar dari) paru-paru ditambah paru-paru sendiri
Jalur udara:
rongga hidung (atau rongga mulut)> faring> trakea> utama bronkus
(kanan & kiri)> sekunder bronkus> bronkus tersier> bronkiolus>
alveoli (tempat pertukaran gas). Pertukaran gas (O2 & CO2) antara alveoli
& darah terjadi dengan difusi sederhana: O2 berdifusi dari alveoli ke dalam
darah & CO2 dari darah ke alveoli.
Difusi membutuhkan gradien konsentrasi. Jadi,
konsentrasi (atau tekanan) dari O2 di alveoli harus dijaga pada tingkat yang
lebih tinggi daripada dalam darah & konsentrasi (atau tekanan) CO2 di
alveoli harus disimpan di sebuah tuas lebih rendah daripada di darah. Eksternal interkostalis ditambah kontrak diafragma
untuk membawa inspirasi:
Kontraksi otot
interkostal eksternal> elevasi tulang rusuk & tulang dada> meningkat
front-to-back dimensi rongga toraks> menurunkan tekanan udara di
paru-paru> bergerak udara ke paru-paru.
Kontraksi diafragma>
diafragma bergerak> ke bawah meningkatkan dimensi vertikal rongga toraks>
menurunkan tekanan udara di paru-paru> bergerak udara ke paru-paru.
Untuk napas:
Relaksasi otot-otot interkostal eksternal &
diafragma> kembalinya diafragma, tulang rusuk, & tulang dada ke posisi
istirahat> mengembalikan rongga toraks volume preinspiratory>
meningkatkan tekanan dalam paru-paru udara> dihembuskan. (4: 1-3)
E.
Surfactant
Surfaktan merupakan zat kompleks yang
mengandung fosfolipid dan sejumlah apoprotein. Cairan penting adalah diproduksi
oleh sel-sel alveolar tipe II, dan garis alveoli dan bronkiolus terkecil.
Surfaktan mengurangi tegangan permukaan di seluruh paru-paru, sehingga
berkontribusi untuk kepatuhan umum.
Hal ini juga penting
karena menstabilkan alveoli. Hukum LaplaceÕs memberitahu kita bahwa tekanan
dalam sebuah struktur bulat dengan tegangan permukaan, seperti alveolus,
berbanding terbalik dengan jari-jari bola (P = 4T / r untuk bola dengan dua
interface cair-gas, seperti gelembung sabun, dan P = 2T / r untuk sebuah bola
dengan salah satu cairan gas antarmuka, seperti alveolus: P = tekanan, T =
tegangan permukaan, dan jari-jari r =). Artinya, pada tegangan permukaan
konstan, alveoli kecil akan menghasilkan tekanan lebih besar dalam diri mereka
dari alveolus besar akan. Alveoli kecil karena itu akan diharapkan untuk
mengosongkan ke dalam alveolus lebih besar menurun volume paru-paru.
Hal ini tidak terjadi,
namun, karena surfaktan differentiallyreduces tegangan permukaan, lebih pada
volume rendah dan kurang pada volume yang lebih tinggi, yang mengarah ke
stabilitas alveolar dan mengurangi kemungkinan kolaps alveolar.
Surfaktan yang terbentuk relatif terlambat dalam
kehidupan janin, dengan demikian bayi prematur lahir tanpa mengalami banyak
gangguan pernapasan yang memadai dan bisa mati. (5: 1)
F.
Volume dan Kapasitas Paru-Paru
1.
Volume paru-paru
a.
Volume tidal
adalah volume udara yang diinspirasi atau yang diekspirasi setiap kali bernapas
normal, besarnya kira-kira 500 ml pada laki-laki dewasa
b.
Volume cadangan
inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas
volume tidal normal bila dilakukan kuat
c.
Volume cadangan
ekspirasi adalah volume udara ekspirasi maksimal yang diekspirasi melalui
ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal
d.
Volume residu
adalah volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi
paling kuat.
2.
Kapasitas
paru-paru
Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus
paru-paru, kadang-kadang perlu menyatukan dua atau lebih volume di atas,
kombinasi seperti itu disebut dengan kapasita paru-paru.
a.
Kapasitas
inspirasi sama dengan volume tidal ditambah dengan volume cadangan inspirasi.
Ini merupakan jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada
tingkar ekspirasi normal dan pengembangan paru-paru sampai jumlah maksimum
b.
Kapasitas residu
fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah dengan volume residu.
Ini merupakan jumlah udara yang tersisa pada akhir ekspirasi normal
c.
Kapasitas vital
sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan
ekspirasi. Ini merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan seseorang
dari paru-paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru-paru secara maksimum dan
kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya.
d.
Kapasitas
paru-paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru-paru
sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin, jumlah ini sama dengan
kapasitas vital ditambah dengan kapasitas vital ditambah volume residu.
Volume dan kapasitas
paru-paru pada wanita kira-kira 20-25
persen lebih kecil daripada pria dan lebih besar lagi pada orang yang atletis
dan bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis. (6:
475)
G.
Penyakit Sistem Pernapasan
Sistem peredaran
oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami gangguan atau
kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :
1.
Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
a.
Penyempitan
saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus
yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan
saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami
kontraksi yang mengganggu jalan napas.
b.
Sinusitis,
adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
c.
Renitis, adalah
gangguan radang pada hidung.
d.
Pembengkakan
kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas.
Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
e.
Pleuritis, yaitu
merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
f.
Bronkitis,
adalah radang pada bronkus.
2.
Kelainan/Gangguan/Penyakit
Dinding Alveolus
a.
Pneumonia /
Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang menyebabkan
peradangan pada dinding alveolus.
b.
Tuberkolosis /
TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan
bintil-bintil pada dinding alveolus.
c.
Masuknya air ke
alveolus.
3.
Kelainan/Gangguan/Penyakit
Sistem Transportasi Udara
a.
Kontaminasi gas
CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
b.
Kadar
haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh
kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia. (7: 1)
BAB III
HASIL DAN ANALISA
A. Nama
Percobaan
Pemeriksaan Pernapasan
B. Alat
dan Bahan
1. Jam
tangan dengan jarum digit
2. Stetoskop
C. Prosedur
Kerja:
1. Siapkan
orang coba, tempatkan lengan orang coba rileks menyilang abdomen atau dada
bawah.
2. Observasi
satu siklus respirasi lengkap (satu inspirasi satu ekspirasi)
3. Hitung
siklus pernapasan dalam waktu satu menit penuh pada bayi, atau selama 30 detik
kemudian dikalikan 2 pada orang dewasa.
4. Bila
respirasi tidak teratur hitung dalam satu menit penuh.
5. Saat
menghitung, catat kedalaman dan frekuensi, kedalaman dan irama pernapasan.
6. Catat
hasilnya
7. Minta
orang coba untuk melakukan gerakan lari-lari kecil selama 2 menit.
8. Lakukan
pemeriksaan seperti langkah di atas.
9. Minta
orang coba melakukan gerakan lari kecil selama 5 menit.
10. Lakukan
pemeriksaan seperti di atas
11. Catat
seluruh hasilnya.
D.
Hasil
Percobaan
Nama : Nn. S
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Waktu
Org
coba
|
Istirahat
|
Lari
kecil
2
menit
|
Lari
kecil
5
menit
|
Keterangan
|
Frekwensi
|
25
x/mnt
|
31
x/mnt
|
68
x/mnt
|
Normal
|
Kedalaman
|
Dalam
|
Dangkal
|
Dangkal
|
Normal
|
Irama
|
Teratur
|
Mulai
Tidak teratur
|
Tidak
teratur
|
Normal
|
E. Analisa Hasil Percobaan
Berdasarkan
percobaan diatas dapat dilihat frekwensi pernapasan pada perempuan dalam
keadaan istirahat sebanyak 25x/menit. Hal tersebut menunjukkan pernapasan orang
coba normal. Karena menurut teori, pernapasan yang normal adalah 16-24x/menit. Pada
saat istirahat atau tanpa aktivitas gerakan badan mejadi lemah sehingga hanya
memakai sedikit oksigen dalam otot sehingga energi yang di perlukan akan
menimbulkan penurunan pada jumlah karbon dioksida di dalam darah dan
akibatnya ventilasi paru-paru mengecil.
Pada saat
lari-lari kecil selama 2 menit frekwensi pernapasan orang coba meningkat
sebanyak 31x/menit dan pada saat lari-lari kecil selama 5 menit frekwensi
pernapsannya lebih menigkat lagi yaitu sebanyak 68x/menit. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hasilnya adalah normal. Semakin lama melakukan aktivitas, frekuensi
pernapasan semakin meningkat di sebabkan gerakan badan yang kuat memakai banyak
oksigen dalam otot yang memberi energi untuk aktivitas, akan menimbulkan
kenaikan pada jumlah karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesaran
ventilasi paru-paru sehingga impuls merangsang pusat pernapasan.
Begitupun dengan
kedalamannya, pada saat dalam keadaan istirahat napasnya dalam, dan setelah
orang coba melakukan lari-lari kecil
selama 2 menit dan 5 menit kedalaman napasnya dangkal. Hal ini terjadi karena
setiap kita melakukan aktivitas kita memerlukan banyak energi dan untuk
memenuhi kebutuhan energi tersebut tubuh perlu lebih banyak oksigen untuk
oksidasi biologi, dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Karena itulah seseorang
yang dalam keadaan lelah atau letih nafasnya menjadi cepat.
Dari segi irama,
pada orang coba sebelum melakukan aktivitas teratur dan setelah melakukakan
aktivitas irama nafasnya menjadi tidak teratur, hal ini menunjukkan bahwa pada
orang coba dalam keadaan normal karena setiap melakukan aktivitas memerlukan
banyak energi sehingga napasnya tidak teratur.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Jenis pernapasan manusia terdiri atas dua bagian yaitu:
Pernapasan dada dan pernapasan perut. Istilah pernapasan,
yang lazim digunakan, mencakup dua proses yaitu, pernapasan luar (eksterna),
yaitu penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh
secarah keseluruhan, serta pernapasan dalam (interna), yaitu penggunaan O2
dan pembentukan CO2 oleh sel-sel serta pertukaran gas antara sel-sel
tubuh dengan media cair sekitarnya.
2. Fungsi
sistem pernapasan ialah mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh
dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh
kembali ke atmosfer.
3. Jalur
udara: rongga hidung (atau rongga mulut)> faring> trakea> utama
bronkus (kanan & kiri)> sekunder bronkus> bronkus tersier>
bronkiolus> alveoli (tempat pertukaran gas). Pertukaran gas (O2 & CO2)
antara alveoli & darah terjadi dengan difusi sederhana: O2 berdifusi dari
alveoli ke dalam darah & CO2 dari darah ke alveoli.
4. Surfaktan merupakan zat kompleks yang mengandung
fosfolipid dan sejumlah apoprotein. Cairan penting adalah diproduksi oleh
sel-sel alveolar tipe II, dan garis alveoli dan bronkiolus terkecil. Surfaktan
mengurangi tegangan permukaan di seluruh paru-paru, sehingga berkontribusi
untuk kepatuhan umum
B.
Saran
Dalam melakukan
percobaan kali ini diharuskan pada orang yang benar-benar sehat agar tidak
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pearce,
Evelyn C. (2009). Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis. Terjemahan dari Anatomy
and Physiology for Nurse. Penerjemah: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta:
Gramedia.
2. Syaifuddin.
2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk
Mahasiswa Keperawatan edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
3.
Anonym. 2009. Mekanisme Pernapasan. http://abba.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/
0077%20Bio%202-8d.htm (online).
Diakses pada 25 Juni 2011 pukul 13:53
4.
Anonym. 2009. Human Physiology http://people.eku.edu/ritchisong/301notes6.htm (online). diakses pada 24 Juni 2011 pukul 17:20
5. Anonym.
2009. Surfactant. http://oac.med.jhmi.edu/res_phys/Encyclopedia/Surfactant/Surfactant.HTML
(online) diakses pada 24 Juni 2011 pukul 17:22
6. Guyton,
Artur C. Jonh E. Hall. 2006. Textbook Of
Medical Physiology. Singapore: Elsevier. (ebook)
7.
Anonym. 2008. Kelainan/ Gangguan/ Penyakit Sistem Pernapasan Manusia. http://organisasi.org/kelainan-gangguan-penyakit-sistem-pernapasan-respirasi-manusia-kesehatan-pada-masyarakat (online). diakses pada 24 Juni 2011 pukul 16:54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar