Sabtu, 19 Mei 2012

Laporan Fisiologi Pernapasan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dihilangkan.
Pernapasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam jaringan atau pernapasan dalam dan di dalam paru-paru atau pernapasan luar. Udara ditarik ke dalam paru-paru pada waktu menarik napas dan didorong keluar paru-paru pada waktu mengeluarkan napas. Udara masuk melalui jalan pernapasan (1: 255)
Fungsi sitem pernapasan adalah mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh untuk mentranspor karbon dioksida yang di hasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik berfungsi dalam
1.      Produksi bicara, membantu proses dalam bicara
2.      Keseimbangan asam basa dalam darah dan jaringan tubuh manusia
3.      Pertahanan tunuh melawan benda asing, organisme asing yang masuk melalui proses pernapasan ke dalam tunuh
4.      Mengatur hormonal tekanan darah dan keseimbangan hormon dalam darah. (2: 75)
B.     Tujuan
1.      Mengetahui jenis pernapasan pada manusia
2.      Mengetahui frekwensi dan jenis pernapasan manusia
3.      Mengetahui cara pemeriksaan napas  

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Pernapasan
Pernapasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru bernama pernapasan luar. Udara ditarik ke dalam paru-paru dan waktu menarik napas dan di dorong ke luar paru-paru pada waktu mengeluarkan napas. (1 : 255)
Fungsi sistem pernapasan ialah mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik berfungsi dalam:
1.   Produksi bicara, membantu dalam proses berbicara
2.   Keseimbangan asam basa dalam darah dan jaringan tubuh manusia
3.   Pertahanan tubuh melawan benda asing, organisme asing yang masuk melalui proses pernapasan ke dalam tubuh
4.   Mengatur hormonal tekanan darah dan keseimbangan hormon dalam darah
Respirasi melibatkan proses-proses berikut ini:
1.   Ventilasi pulmonar (pernapasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dan saluran pernapasan dan paru-paru.
2.   Respirasi eksternal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara udara dalam paru-paru dan kapiler pulmonal.
3.   Respirasi internal, difusi oksigen dan karbon dioksida antara sel darah dan sel jaringan.
4.   Respirasi seluler adalah penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produk oksidasi CO2 dan air oleh sel-sel tubuh. (2 : 75)
B.     Organ-Organ Pernapasan
1.      Nares anterior
Nares anterior adalah saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum ini dilapisi epithelium bergaris yang bergabung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebasus yang ditutup buku kasar. Kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
2.      Rongga hidung
Dilapisi selaput rendir yang sangat kaya dengan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lender semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke rongga hidung. Sewaktu udara masuk memalui hidung, udara disaring melalui bulu-bulu yang terdapat di dalam vestibulum. Karena kontak dengan permukaan lender yang dilaluinya, udara menjadi hangat, dan karena penguapan air dari permukaan selaput lender, udara menjadi lembab.
3.      Faring
Pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan esophagus sampai ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang hidung, di belakang mulut dan di belakang laring.
4.      Laring
Terletak dibagian terendak faring yang memisahkan dari kolumna vetebrata, berjalan dari faring sampai ketinggian vetebrata servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya.
5.      Trakea
Trakea atau batang tenggorok kira-kira Sembilan sentimeter panjangnya. Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vetebrata torakalis kelima dan di tempat bercabang menjadi dua bronkus. Trakea tersusun dari enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di belakang trakea, selain itu juga memuat beberapa jaringan otot.
6.      Bronkus
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vetebrata torakalis ke lima mempunyai struktur yang serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar  daripada yang kiri. Sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas. Cabang ke dua timbul setelah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronkus lobus bawah. Bronkus lobus tengah ke luar dari bronkus lobus bawah.
7.      Paru-paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastimum. (1: 255-260)
C.    Mekanisme Pernapasan
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi)  dan pengeluaran udara (ekspirasi)  maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan. 
a.    Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1.   Fase inspirasi.  Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2.   Fase ekspirasi.  Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b.   Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut.
1.   Fase Inspirasi.  Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
2.   Fase Ekspirasi.  Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru. (3: 1-2)
D.    Sistem Pernapasan
Fungsi utama adalah untuk mendapatkan oksigen untuk digunakan oleh sel-sel tubuh & menghilangkan karbon dioksida yang memproduksi sel. Termasuk saluran-saluran udara pernapasan yang menuju ke (& keluar dari) paru-paru ditambah paru-paru sendiri
 Jalur udara: rongga hidung (atau rongga mulut)> faring> trakea> utama bronkus (kanan & kiri)> sekunder bronkus> bronkus tersier> bronkiolus> alveoli (tempat pertukaran gas). Pertukaran gas (O2 & CO2) antara alveoli & darah terjadi dengan difusi sederhana: O2 berdifusi dari alveoli ke dalam darah & CO2 dari darah ke alveoli.
Difusi membutuhkan gradien konsentrasi. Jadi, konsentrasi (atau tekanan) dari O2 di alveoli harus dijaga pada tingkat yang lebih tinggi daripada dalam darah & konsentrasi (atau tekanan) CO2 di alveoli harus disimpan di sebuah tuas lebih rendah daripada di darah. Eksternal interkostalis ditambah kontrak diafragma untuk membawa inspirasi:
Kontraksi otot interkostal eksternal> elevasi tulang rusuk & tulang dada> meningkat front-to-back dimensi rongga toraks> menurunkan tekanan udara di paru-paru> bergerak udara ke paru-paru.
Kontraksi diafragma> diafragma bergerak> ke bawah meningkatkan dimensi vertikal rongga toraks> menurunkan tekanan udara di paru-paru> bergerak udara ke paru-paru.
Untuk napas:
 Relaksasi otot-otot interkostal eksternal & diafragma> kembalinya diafragma, tulang rusuk, & tulang dada ke posisi istirahat> mengembalikan rongga toraks volume preinspiratory> meningkatkan tekanan dalam paru-paru udara> dihembuskan. (4: 1-3)
E.     Surfactant
  Surfaktan merupakan zat kompleks yang mengandung fosfolipid dan sejumlah apoprotein. Cairan penting adalah diproduksi oleh sel-sel alveolar tipe II, dan garis alveoli dan bronkiolus terkecil. Surfaktan mengurangi tegangan permukaan di seluruh paru-paru, sehingga berkontribusi untuk kepatuhan umum.
Hal ini juga penting karena menstabilkan alveoli. Hukum LaplaceÕs memberitahu kita bahwa tekanan dalam sebuah struktur bulat dengan tegangan permukaan, seperti alveolus, berbanding terbalik dengan jari-jari bola (P = 4T / r untuk bola dengan dua interface cair-gas, seperti gelembung sabun, dan P = 2T / r untuk sebuah bola dengan salah satu cairan gas antarmuka, seperti alveolus: P = tekanan, T = tegangan permukaan, dan jari-jari r =). Artinya, pada tegangan permukaan konstan, alveoli kecil akan menghasilkan tekanan lebih besar dalam diri mereka dari alveolus besar akan. Alveoli kecil karena itu akan diharapkan untuk mengosongkan ke dalam alveolus lebih besar menurun volume paru-paru.
Hal ini tidak terjadi, namun, karena surfaktan differentiallyreduces tegangan permukaan, lebih pada volume rendah dan kurang pada volume yang lebih tinggi, yang mengarah ke stabilitas alveolar dan mengurangi kemungkinan kolaps alveolar.
  Surfaktan yang terbentuk relatif terlambat dalam kehidupan janin, dengan demikian bayi prematur lahir tanpa mengalami banyak gangguan pernapasan yang memadai dan bisa mati. (5: 1)
F.     Volume dan Kapasitas Paru-Paru
1.      Volume paru-paru
a.       Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau yang diekspirasi setiap kali bernapas normal, besarnya kira-kira 500 ml pada laki-laki dewasa
b.      Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan kuat
c.       Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekspirasi maksimal yang diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal
d.      Volume residu adalah volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi paling kuat.
2.      Kapasitas paru-paru
Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru-paru, kadang-kadang perlu menyatukan dua atau lebih volume di atas, kombinasi seperti itu disebut dengan kapasita paru-paru.
a.       Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah dengan volume cadangan inspirasi. Ini merupakan jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkar ekspirasi normal dan pengembangan paru-paru sampai jumlah maksimum
b.      Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah dengan volume residu. Ini merupakan jumlah udara yang tersisa pada akhir ekspirasi normal
c.       Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru-paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru-paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya.
d.      Kapasitas paru-paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru-paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin, jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah dengan kapasitas vital ditambah volume residu.
Volume dan kapasitas paru-paru  pada wanita kira-kira 20-25 persen lebih kecil daripada pria dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis. (6: 475)
G.    Penyakit Sistem Pernapasan
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :
1.       Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
a.       Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
b.      Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
c.       Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
d.      Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
e.       Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
f.       Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2.      Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
a.       Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang menyebabkan peradangan pada dinding alveolus.
b.      Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
c.       Masuknya air ke alveolus.
3.      Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
a.    Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
b.   Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia. (7: 1)
BAB III
HASIL DAN ANALISA

A.    Nama Percobaan
Pemeriksaan Pernapasan
B.     Alat dan Bahan
1.      Jam tangan dengan jarum digit
2.      Stetoskop
C.    Prosedur Kerja:
1.      Siapkan orang coba, tempatkan lengan orang coba rileks menyilang abdomen atau dada bawah.
2.      Observasi satu siklus respirasi lengkap (satu inspirasi satu ekspirasi)
3.      Hitung siklus pernapasan dalam waktu satu menit penuh pada bayi, atau selama 30 detik kemudian dikalikan 2 pada orang dewasa.
4.      Bila respirasi tidak teratur hitung dalam satu menit penuh.
5.      Saat menghitung, catat kedalaman dan frekuensi, kedalaman dan irama pernapasan.
6.      Catat hasilnya
7.      Minta orang coba untuk melakukan gerakan lari-lari kecil selama 2 menit.
8.      Lakukan pemeriksaan seperti langkah di atas.
9.      Minta orang coba melakukan gerakan lari kecil selama 5 menit.
10.  Lakukan pemeriksaan seperti di atas
11.  Catat seluruh hasilnya.
D.    Hasil Percobaan
Nama                   : Nn. S
Umur                   : 19 tahun
Jenis kelamin       : perempuan
Pekerjaan             : Mahasiswa
Waktu
Org coba
Istirahat
Lari kecil
2 menit
Lari kecil
5 menit
Keterangan
Frekwensi
25 x/mnt
31 x/mnt
68 x/mnt
Normal
Kedalaman
Dalam
Dangkal
Dangkal
Normal
Irama
Teratur
Mulai Tidak teratur
Tidak teratur
Normal
E.     Analisa Hasil Percobaan
Berdasarkan percobaan diatas dapat dilihat frekwensi pernapasan pada perempuan dalam keadaan istirahat sebanyak 25x/menit. Hal tersebut menunjukkan pernapasan orang coba normal. Karena menurut teori, pernapasan yang normal adalah 16-24x/menit. Pada saat istirahat atau tanpa aktivitas gerakan badan mejadi lemah sehingga hanya memakai sedikit oksigen dalam otot sehingga energi yang di perlukan akan menimbulkan penurunan pada jumlah karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya  ventilasi paru-paru mengecil.
Pada saat lari-lari kecil selama 2 menit frekwensi pernapasan orang coba meningkat sebanyak 31x/menit dan pada saat lari-lari kecil selama 5 menit frekwensi pernapsannya lebih menigkat lagi yaitu sebanyak 68x/menit. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasilnya adalah normal. Semakin lama melakukan aktivitas, frekuensi pernapasan semakin meningkat di sebabkan gerakan badan yang kuat memakai banyak oksigen dalam otot yang memberi energi untuk aktivitas, akan menimbulkan kenaikan pada jumlah karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesaran ventilasi paru-paru sehingga impuls merangsang pusat pernapasan.
Begitupun dengan kedalamannya, pada saat dalam keadaan istirahat napasnya dalam, dan setelah orang coba  melakukan lari-lari kecil selama 2 menit dan 5 menit kedalaman napasnya dangkal. Hal ini terjadi karena setiap kita melakukan aktivitas kita memerlukan banyak energi dan untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut tubuh perlu lebih banyak oksigen untuk oksidasi biologi, dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Karena itulah seseorang yang dalam keadaan lelah atau letih nafasnya menjadi cepat.
Dari segi irama, pada orang coba sebelum melakukan aktivitas teratur dan setelah melakukakan aktivitas irama nafasnya menjadi tidak teratur, hal ini menunjukkan bahwa pada orang coba dalam keadaan normal karena setiap melakukan aktivitas memerlukan banyak energi sehingga napasnya tidak teratur.
                                                                                                           
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.   Jenis pernapasan manusia terdiri atas dua bagian yaitu: Pernapasan dada dan pernapasan perut. Istilah pernapasan, yang lazim digunakan, mencakup dua proses yaitu, pernapasan luar (eksterna), yaitu penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secarah keseluruhan, serta pernapasan dalam (interna), yaitu penggunaan O2 dan pembentukan CO2 oleh sel-sel serta pertukaran gas antara sel-sel tubuh dengan media cair sekitarnya.
2.   Fungsi sistem pernapasan ialah mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh kembali ke atmosfer.
3.   Jalur udara: rongga hidung (atau rongga mulut)> faring> trakea> utama bronkus (kanan & kiri)> sekunder bronkus> bronkus tersier> bronkiolus> alveoli (tempat pertukaran gas). Pertukaran gas (O2 & CO2) antara alveoli & darah terjadi dengan difusi sederhana: O2 berdifusi dari alveoli ke dalam darah & CO2 dari darah ke alveoli.
4.   Surfaktan merupakan zat kompleks yang mengandung fosfolipid dan sejumlah apoprotein. Cairan penting adalah diproduksi oleh sel-sel alveolar tipe II, dan garis alveoli dan bronkiolus terkecil. Surfaktan mengurangi tegangan permukaan di seluruh paru-paru, sehingga berkontribusi untuk kepatuhan umum
B.     Saran
Dalam melakukan percobaan kali ini diharuskan pada orang yang benar-benar sehat agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. 

DAFTAR PUSTAKA
1.      Pearce, Evelyn C. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Terjemahan dari Anatomy and Physiology for Nurse. Penerjemah: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: Gramedia.
2.      Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
3.     Anonym. 2009. Mekanisme Pernapasan. http://abba.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/ 0077%20Bio%202-8d.htm (online). Diakses pada 25 Juni 2011 pukul 13:53
4.      Anonym. 2009. Human Physiology http://people.eku.edu/ritchisong/301notes6.htm (online). diakses pada 24 Juni 2011 pukul 17:20
5.      Anonym. 2009. Surfactant. http://oac.med.jhmi.edu/res_phys/Encyclopedia/Surfactant/Surfactant.HTML (online) diakses pada 24 Juni 2011 pukul 17:22
6.      Guyton, Artur C. Jonh E. Hall. 2006. Textbook Of Medical Physiology. Singapore: Elsevier. (ebook)
7.    Anonym. 2008. Kelainan/ Gangguan/ Penyakit Sistem Pernapasan Manusia. http://organisasi.org/kelainan-gangguan-penyakit-sistem-pernapasan-respirasi-manusia-kesehatan-pada-masyarakat (online). diakses pada 24 Juni 2011 pukul  16:54


Tidak ada komentar:

Posting Komentar